11.5.10

IRON MAN 2 – A REVIEW

“2”

Iron Man 2 is coming !!

Itu sudah menjadi animo yang cukup heboh diantara teman-teman saya, menjelang keluarnya jadwal pemutaran Iron Man 2 di Bandung. Terutama saya sendiri, yang sangat ‘tertangkap’ oleh kharisma Tony Stark di Iron Man pertama. Saya menunggu dan sangat tidak sabar untuk menontonnya. Kurang beruntung karena saya tidak bisa menonton pemutaran premierenya, tetapi tak apa karena akhirnya saya menonton film ini 2 kali (dan mungkin akan menjadi 3 kali :D)

Untuk Iron Man pertama yang menceritakan proses lahirnya pahlawan paling narsis sedunia (mungkin) tersebut, yang paling membekas di hati saya adalah ketika seorang superhero tidak harus tampak seperti superhero, dan bahkan tidak bertingkah seperti superhero. Iron Man menurut saya adalah sosok superhero yang paling manusiawi yang pernah saya temui. Ia melakukan apa pun yang ia sukai tidak peduli apa pendapat orang, Ia melakukan hal yang menurutnya benar meski seringnya tanpa perhitungan dan ia tidak berusaha untuk tampil sempurna. Hmm, so damn human.

Iron Man 2 menceritakan tentang kelanjutan pengakuan Tony Stark (Robert Downey Jr) yang menggemparkan di Iron Man 1. Baju Iron Man dianggap sebagai senjata dan pemerintah meminta Stark untuk menyerahkannya ke militer, lewat pendekatan sahabatnya Rhodey (Don Cheadle). Dengan munculnya Stark sebagai Iron Man di TV, mendorong seorang scientist Rusia, Ivan Vanko (Mickey Rourke) yang memiliki dendam pada Stark untuk muncul dan tiba-tiba menyerang Stark di sebuah sirkuit. Belum lagi saingan Stark, Justin Hammer (Sam Rockwell) sedang melakukan segala cara untuk menjatuhkan Stark. Keadaan Stark Industri sangat kacau karena Stark yang memiliki masalah kesehatan dengan Palladium yang meracuninya tidak memperhatikan perusahaannya lagi, sehingga Pepper Pots (Gwyneth Paltrow) sang asisten sekaligus kekasihnya yang harus membereskan masalah-masalah perusahaan. Tony Stark memang terkenal suka membuat masalah, tetapi tak selamanya Ia bisa lari. Sekarang ia harus menghadapinya satu per satu.

Di film kedua ini, pertama saya sudah jatuh cinta dengan trailernya. Firasat saya film ini akan sama mencengangkannya dengan yang pertama. Aksi yang keren, dialog yang menarik, serta tingkah unik sang tokoh utama, adalah formula yang saya tunggu. Dan syukurlah, meski ternyata saya masih lebih puas dengan film pertama, Iron Man 2 tidak mengecewakan (meskipun saya agak sebal adegan yang saya sukai di trailer ternyata tidak keluar di filmnya). Jon Favreau cukup berhasil membuat sekuelnya.

Iron Man 2 is so Tony Stark. Itu yang paling saya tangkap. Narsismenya, egonya, tingkahnya, semua yang mempengaruhi elemen-elemen film ini berasal dari Tony Stark itu sendiri. Dan sekali lagi, bisa saya katakan Robert Downey Jr sudah menyatu dengan Tony Stark seperti Tony Stark dengan baju Iron Man-nya. Meski mungkin anda akan tercuri juga kehadirannya dengan Black Widow (Natalie Rushman/Natasha Romanoff), tapi menurut saya itu adalah faktor Scarlett Johansson yang luar biasa, sebagai pemeran pembantu.

Dialog-dialog yang ada segar dan menarik, dan jujurnya saya lebih ‘melek’ saat menonton adegan percakapannya dibandingkan adegan serunya. Sorry to say, but I think the exclaimed scene is little bit corny and too ordinary for this movie. Saya juga sempat dilanda kebosanan saat menonton pertengahan film, meski saya tidak tahu apa yang membuat bosan disitu. Seperti yang saya bilang, yang membuat saya terpaku di film ini hanyalah aura Toni Stark yang kental (yang dimana saya juga penggemarnya) dan dibawakan dengan baik oleh Robert Downey Jr, serta dialognya yang segar dan menarik.

However, tampaknya film ini masih tetap menjadi film yang sangat saya tunggu sekuelnya bila keluar nanti J

Rate By Me : 7,5 out of 10

No comments: