29.8.10

Furry Vengeance

He came. He saw. They Conquered.

Brandon Fraser dan Brooke Shields. Kedua bintang Hollywood ini terdengar lumayan, terlebih ketika mereka bersama membintangi satu film. Fraser adalah bintang Mummy 1 dan 2, sedangkan Shields adalah bintang Lipstick Jungle. Jadi kalau disuruh menonton film yang ada mereka berduanya, saya tidak mengira kemungkinan terburuk apa yang bisa terjadi. Paling tidak, ya bakal seburuk apa sih film Hollywood?

Saya sudah duduk di dalam bioskop tanpa ekspektasi. Saya sudah melihat trailernya, dan trailernya saja memang sudah tidak menjanjikan. Akhirnya filmnya dimulai.

Sepuluh menit pertama saya langsung hangus. Melihat adegan guyonan super konyol yang terlalu dipaksakan, binatang-binatang sok lucu yang suka bermain lempar batu, belum lagi pop-up balon pikiran yang maksanya luar biasa. Bila ini DVD, sudah saya matikan sekarang juga. Sayangnya ini di bioskop, sedang di traktir teman lagi. Mungkin wajah saya sudah mengenaskan waktu itu, karena teman saya sudah langsung menawarkan untuk keluar saja dari situ. Tapi saya bertahan, selain sudah bayarnya mahal, memang bisa seburuk apa sih film Hollywood yang satu ini ?

Menit-menit berjalan. Adegan slapstick menyakitkan bertambah banyak. Dan saya jadi superkasihan dengan mas Fraser. Dia sedang sebutuh apa ya sama uang sampai mau-maunya disiksa seperti itu? Di kurung dimobil bersama para sigung, di jebak kedalam WC portabel dan diguling-gulingkan oleh seekor beruang, dan lain-lain, dan seterusnya, dan sebagainya. Belum lagi lelucon yang tidak lebih ramai dari bunyi jangkrik. Belum lagi animasi (kalau memang namanya animasi) kasar binatang-binatangnya. Terutama saat adegan tidak penting para binatang berdansa bersama. Saya bertanya-tanya orang-orang di balik layar ini sebetulnya niat atau tidak membuat film ini. Sejujurnya saya jadi tidak mengerti Roger Kumble orangnya seperti apa, dan dia datang dari planet mana. Saya juga jadi tidak mengerti para penulis skenarionya, Michael Carnes dan Josh Gilbert, hendak membungkus cerita ini dengan tipikal komedi seperti apa.

Selera humornya jelas-jelas bukan selera humor orang biasa.

Baik, saya berhenti dulu curhatnya. Mari kita lihat dulu sisi positifnya. Sebetulnya dilihat dari segi cerita, film ini bermoral sekali. Film ini menceritakan perjuangan binatang hutan yang hendak memperjuangkan rumahnya (maksudnya hutan) agar tidak dibabat habis untuk dibangun mall disana. Kebetulan developer yang ditugaskan untuk mengerjakan proyek itu adalah Dan Sanders (Brendan Fraser). Rencana pembabatan hutan ini sebetulnya ditentang pula oleh keluarganya sendiri, sang istri Tammy (Brooke Shields) dan anaknya Tyler (Matt Prokop). Yah, film ini mengajarkan moral yang sangat baik tentang menghargai alam serta penghuninya.

Sayang eksekusinya sampah.

Di akhir curhatan saya, saya ingin mengutip cosensus report dari Rotten Tometoes : “A thin premise stretched far beyond serviceable length, Furry Vengeance subjects Brendan Fraser -- and the audience -- to 92 minutes of abuse".

Rate by me : 2 out of 10

2 comments:

Anonymous said...

blogwalkiingg :)

svee said...

thankyou dan salam kenal yaa :D