3.4.10

Bangkok Traffic (Love) Story

Thailands do not just have ghosts, they also have love.”


Film ini disebut-sebut sebagai film terlaris Thailand tahun 2009, hingga mengalahkan Phobia 2. Tapi saya ingin menonton film ini tentu bukan karena itu (tahunya pun baru setelah nonton :D), tetapi karena jadwal penayangannya di Bioskop yang sangat aneh : hanya diputar selama 3 hari dan itupun diputar hanya pada pukul 23.45. Misterius. Hahaha. Jadi di hari pertama pemutaran, saya beserta teman-teman saya mencoba meluangkan waktu untuk menonton.

Film ini berkisah tentang seorang wanita middle age clumsy, Ly (Sirin Horwang), yang baru ditinggal menikah oleh semua teman-temannya, sedangkan dirinya bahkan belum memiliki kekasih. Dalam perjalanan pulang dari pernikahan sahabatnya, Ly yang sedang mabuk berat mengalami kecelakaan. Tapi kecelakaan itu yang mempertemukannya dengan Loong (Theraadej Wongpuapan), seorang insinyur muda nan tampan. Pertemuan mereka ternyata tidak berhenti sampai disitu, yang membuat Ly merasa bahwa Loong adalah pria idamannya dan memutuskan untuk mengejar cinta Loong. Tetapi perjalanan Ly tidak semulus itu, karena Loong juga pria idaman banyak wanita termasuk Plern (Ungsumalynn Sirapatsakmetha), tetangganya yang cantik dan masih belia.

Tiga per empat jam di awal, film ini sungguh berusaha untuk mengocok perut ! Guyonannya yang sangat asia (mirip-mirip film Indonesia) sebetulnya cukup segar dan menghibur, tetapi untuk beberapa guyonan jadi sangat garing dan jatuhnya jadi mengganggu. Tetapi tiga per empat jam ke belakang, film dibawa dengan sangat manis dan membuat para wanita meleleh. Ly sang tokoh utama sosoknya sangat dekat dengan realita, (khususnya Indonesia mungkin) mewakili gambaran wanita middle age yang masih mencari cinta. Loong (yang saya pribadi mengakui kalau dia sangat tampan dan sedikit mirip dengan aktor Junot dari Indonesia :D) pun tepat sekali menggambarkan tokoh yang pasti menjadi interest para wanita seperti Ly.

Kisah cinta yang sebetulnya klise ini ternyata berhasil dibawakan dengan sangat manis dibawah arahan sang sutradara, Adisorn Tresirikasem. Unsur-unsur budaya Thailand pun beberapa persen menjadi bagian film yang memeriahkan film ini, khususnya tentang lalu lintas kota Bangkok yang porsinya cukup banyak sesuai dengan judulnya. Dan saya baru tahu disini kalau Bangkok, kesehariannya sangat mirip dengan Jakarta. Gedungnya, kemacetannya, transportasinya (kecuali kereta), rumah-rumahnya, beserta isinya. Membuat film ini terasa sangat familiar dan nyata bagi saya.

Biasakan telinga anda dengan dialek dan bahasa Thailand yang cukup menggelitik telinga itu, terutama bila masuk ke bagian scoring dan backsound. Karena lagu yang diputar meski maksudnya romantis bisa membuat anda tertawa. Tapi itu yang menguatkan unsur Thailand disini dan membuat film ini sangat manis tapi sekaligus sangat lucu, hehehe.


Rate By Me : 3,5 out of 5

No comments: